3.12.2010

Hukum Membaca Al-Qur'an Tanpa Tahu Artinya

Al-Quran sesungguhnya merupakan kitab yang berisi petunjuk dasar untuk
hidup di alam dunia. Dengan menggunakan petunjuk itulah, kita diminta
oleh Allah SWT untuk beribadah kepada-Nya.

Ibadah dalam arti luas, bukan
terbatas pada ruang lingkup ritual dan sakral, tetapi seluruh aplikasi
kehidupan manusia sesungguhnya bagian dari ibadah. Tanpa menggunakan
petunjuk itu,


maka apapun yang kita niatkan sebagai ibadah akan sia-sia.
Maka selayaknya sebagai muslim, kita bukan sekedar hanya membaca
Al-Quran sebagai ritus ibadah, tetapi lebih dari itu, seharusnya kita
mempelajari maknanya, mendalami esensi isinya, serta pengimplementasikan
perintah-perintah yang ada di dalamnya menjadi suatu tindakan yang
nyata.
Al-Quran sendiri telah mengumpamakan orang yang membaca kitab namun
tidak mengerjakan isinya seperti layaknya keledai yang memanggul kitab.
Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian
mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab
yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat
Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim. (QS.
Al-Jumu'ah: 5)
Maka menjadi kewajiban kita untuk mempelajari isi kitabullah,
sebagaimana ciri orang yang bersifat rabbani.
Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu
mengajarkan Al-Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya. (QS. Ali
Imran: 79)
Perintah untuk melakukan tadabbur Al-Quran juga kita dapati sebagai
sebuah keharusan sebagai seorang muslim.
Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quraan ataukah hati mereka
terkunci? (QS. Muhammad: 24)
Sekedar Membaca pun Ibadah
Namun tidak dapat kita pungkiri bahwa Al-Quran itu memang lain dari
wahyu yang lain. Salah satu kelebihannya adalah bila dibaca, meski tidak
dipahami maknanya, Al-Quran tetap mendatangkan pahala. Walaupun
manfaatnya menjadi sangat sedikit dibandingkan bila kita paham maknanya.
Namun perintah membaca tetap ada, sehingga meski kita belum menguasai
bahasa arab, tetap saja membaca Al-Quran merupakan perintah dari Allah
SWT. Perintah untuk membaca Al-Quran kita temukan bertebaran di dalam
Al-Quran sendiri, di antaranya ayat berikut ini:
Bacalah apa yang mudah dari Al-Qur'an.(QS. Al-Muzzammil: 20)
Selain ayat Quran juga banyak hadits nabawi yang menganjukan kita untuk
membaca Al-Quran, tanpa menekankan pentingnya kita mengerti maknanya.
1. Orang yang Baca Al-Quran dengan Yang Tidak Baca Berbeda
Salah satu nash hadits secara tegas membandingkan orang yang membaca
Al-Quran dengan yang tidak membaca Al-Quran.
Dari Abu Musa Al-Asy`arit berkata, Rasulullah bersabda, "Perumpamaan
orang mukmin yang membaca Al-Qur`an bagaikan buah limau baunya harum dan
rasanya lezat. Dan perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al-Qur`an
bagaikan kurma, rasanya lezat dan tidak berbau. Dan perumpamaan orang
munafik yang membaca Al-Qur`an bagaikan buah raihanah yang baunya harum
dan rasanya pahit, dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca
Al-Qur`an bagaikan buah hanzholah tidak berbau dan rasanya pahit." (HR
Bukhari dan Muslim)
Dari hadits ini jelas sekali bahwa sekedar membaca Al-Quran atau tidak
membacasudah membedakan kedudukan seseorang. Berarti ada nilai
tersendiri untuk sekedar membaca Al-Quran.
2. Bersama Malaikat
Hadits ini juga sangat eksplisit menyebutkan tentang orang yang membaca
Al-Quran, yaitu dijanjikan Allah akan di tempat bersama dengan para
malaikat.
Dari `Aisyah Radhiyallahu `Anha berkata, Rasulullah bersabda, "Orang
yang membaca Al-Qur`an dan ia mahir dalam membacanya maka ia akan
dikumpulkan bersama para Malaikat yang mulia lagi berbakti. Sedangkan
orang yang membaca Al-Qur`an dan ia masih terbata-bata dan merasa berat
(belum fasih) dalam membacanya, maka ia akan mendapat dua ganjaran." (HR
Bukhari Muslim)
Semakin tegas lagi ketika lafadz hadits ini menyebutkan kasus orang yang
membaca Al-Quran dengan terbata-bata yang tetap saja akan diberikan
pahala. Jelas menunjukkan tentang pentingnya membaca Al-Quran.
3. Bacaan Quran adalah Syafaat
Selain itu juga kita temukan adanya dalil yang menyebutkan tentang salah
satu fungsi bacaan Quran sebagai syafaat yang akan menolong kita di hari
akhir nanti.
Dari Abu Umamah Al-Bahili t berkata, saya telah mendengar Rasulullah
bersabda, "Bacalah Al-Qur`an!, maka sesungguhnya ia akan datang pada
Hari Kiamat sebagai syafaat bagi ahlinya (HR Muslim)

4. Diberi Pahala per Huruf
Dan semakin tegas lagi pentingnya membaca Al-Quran ketika Rasulullah SAW
bersabda:
Dari Abdullah bin Mas`ud t berkata bahwaRasulullahSAW, "Barangsiapa yang
membaca satu huruf dari Kitabullah (Al-Qur`an) maka baginya satu
kebaikan. Dan satu kebaikan akan dilipat gandakan dengan sepuluh kali
lipat. Saya tidak mengatakan "Alif lam mim" itu satu huruf, tetapi
"Alif" itu satu huruf, "Lam" itu satu huruf dan "Mim" itu satu huruf."
(HR At Tirmidzi dan berkata, "Hadits hasan shahih).
Betul-betul disebutkan bahwa membaca Al-Quran itu berpahala dan
pahalanya dihitung perhuruf, di mana setiap huruf akan dikalikan sepuluh
kebajikan.
Semua dalil ini menunjukkan bahwa sekedar membaca Al-Quran tanpa memaham
arti, juga sudah mendatangkan pahala. Namun kalau kita bandingkan dengan
dalil-dalil yang lain, tentu pahalanya akan menjadi lebih berkah, lebih
banyak dan lebih besar, manakala kita pun juga mengerti dan paham makna
bacaan yang kita baca.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar